11/11/2008

Hasil forward..

ni ada cerita nih ttg seseorang yang bosan hidup.. semoga bisa menjadi inspirasi..hehehe,

Seorang pria setengah baya mendatangi seorang guru ngaji, "Ustad, saya

sudah bosan hidup. Sudah jenuh betul. Rumah tangga saya berantakan.

Usaha saya kacau. Apapun yang saya lakukan selalu berantakan. Saya

ingin mati."

Sang Ustad pun tersenyum, "Oh, kamu sakit."

"Tidak Ustad, saya tidak sakit. Saya sehat. Hanya jenuh dengan

kehidupan. Itu sebabnya saya ingin mati."

Seolah-olah tidak mendengar pembelaannya, sang Ustad meneruskan, "Kamu

sakit. Dan penyakitmu itu sebutannya, `Alergi Hidup'. Ya, kamu alergi

terhadap kehidupan."

Banyak sekali di antara kita yang alergi terhadap kehidupan. Kemudian,

tanpa disadari kita melakukan hal-hal yang bertentangan dengan norma

kehidupan. Hidup ini berjalan terus. Sungai kehidupan mengalir terus,

tetapi kita menginginkan status-quo. Kita berhenti di tempat, kita

tidak ikut mengalir. Itu sebabnya kita jatuh sakit. Kita mengundang

penyakit. Resistensi kita, penolakan kita untuk ikut mengalir bersama

kehidupan membuat kita sakit. Yang namanya usaha, pasti ada

pasang-surutnya. Dalam hal berumah-tangga, bentrokan- bentrokan kecil

itu memang wajar, lumrah. Persahabatan pun tidak selalu langgeng,

tidak abadi. Apa sih yang langgeng, yang abadi dalam hidup ini? Kita

tidak menyadari sifat kehidupan. Kita ingin mempertahankan suatu

keadaan. Kemudian kita gagal, kecewa dan menderita.

"Penyakitmu itu bisa disembuhkan, asal kamu ingin sembuh dan bersedia

mengikuti petunjukku." demikian ujar sang Ustad.

"Tidak Ustad, tidak. Saya sudah betul-betul jenuh. Tidak, saya tidak

ingin hidup." pria itu menolak tawaran sang Ustad.

"Jadi kamu tidak ingin sembuh. Kamu betul-betul ingin mati?"

"Ya, memang saya sudah bosan hidup."

"Baik, besok sore kamu akan mati. Ambillah botol obat ini. Setengah

botol diminum malam ini, setengah botol lagi besok sore jam enam, dan

jam delapan malam kau akan mati dengan tenang."

Giliran dia menjadi bingung. Setiap Ustad yang ia datangi selama ini

selalu berupaya untuk memberikannya semangat untuk hidup. Yang satu

ini aneh. Ia bahkan menawarkan racun. Tetapi, karena ia memang sudah

betul-betul jenuh, ia menerimanya dengan senang hati.

Pulang kerumah, ia langsung menghabiskan setengah botol racun yang

disebut "obat" oleh Ustad edan itu. Dan, ia merasakan ketenangan

sebagaimana tidak pernah ia rasakan sebelumnya. Begitu rileks, begitu

santai! Tinggal 1 malam, 1 hari, dan ia akan mati. Ia akan terbebaskan

dari segala macam masalah.

Malam itu, ia memutuskan untuk makan malam bersama keluarga di

restoran masakan Jepang. Sesuatu yang sudah tidak pernah ia lakukan

selama beberapa tahun terakhir. Pikir-pikir malam terakhir, ia ingin

meninggalkan kenangan manis. Sambil makan, ia bersenda gurau.

Suasananya santai banget! Sebelum tidur, ia mencium bibir istrinya dan

membisiki di kupingnya, "Sayang, aku mencintaimu. " Karena malam itu

adalah malam terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis!

Esoknya bangun tidur, ia membuka jendela kamar dan melihat ke luar.

Tiupan angin pagi menyegarkan tubuhnya. Dan ia tergoda untuk melakukan

jalan pagi. Pulang kerumah setengah jam kemudian, ia menemukan

istrinya masih tertidur. Tanpa membangunkannya, ia masuk dapur dan

membuat 2 cangkir kopi. Satu untuk dirinya, satu lagi untuk istrinya.

Karena pagi itu adalah pagi terakhir,ia ingin meninggalkan kenangan

manis! Sang istripun merasa aneh sekali, "Mas, apa yang terjadi hari

ini? Selama ini, mungkin aku salah. Maafkan aku, mas."

Di kantor, ia menyapa setiap orang, bersalaman dengan setiap orang.

Stafnya pun bingung, "Hari ini, Bos kita kok aneh ya?"

Dan sikap mereka pun langsung berubah. Mereka pun menjadi lembut.

Karena siang itu adalah siang terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan

manis! Tiba-tiba, segala sesuatu di sekitarnya berubah. Ia menjadi

ramah dan lebih toleran, bahkan apresiatif terhadap pendapat-pendapat

yang berbeda. Tiba-tiba hidup menjadi indah. Ia mulai menikmatinya.

Pulang kerumah jam 5 sore, ia menemukan istri tercinta menungguinya di

beranda depan. Kali ini justru sang istri yang memberikan ciuman

kepadanya, "Mas, sekali lagi aku minta maaf, kalau selama ini aku

selalu merepotkan kamu." Anak-anak pun tidak ingin ketinggalan, "Ayah,

maafkan kami semua. Selama ini, ayah selalu stres karena perilaku kami

semua."

Tiba-tiba, sungai kehidupannya mengalir kembali. Tiba-tiba, hidup

menjadi sangat indah. Ia membatalkan niatnya untuk bunuh diri. Tetapi

bagaimana dengan setengah botol yang sudah ia minum, sore sebelumnya?

" Ya Allah, apakah maut akan datang kepadaku. Tundalah kematian itu ya

Allah. Aku takut sekali jika aku harus meninggalkan dunia ini ".

Ia pun buru-buru mendatangi sang Ustad yang telah memberi racun

kepadanya. Sesampainya dirumah ustad tersebut, pria itu langsung

mengatakan bahwa ia akan membatalkan kematiannya. Karena ia takut

sekali jika ia harus kembali kehilangan semua hal yang telah membuat

dia menjadi hidup kembali.

Melihat wajah pria itu, rupanya sang Ustad langsung mengetahui apa

yang telah terjadi, sang ustad pun berkata "Buang saja botol itu.

Isinya air biasa. Kau sudah sembuh, Apa bila kau hidup dalam kekinian,

apabila kau hidup dengan kesadaran bahwa maut dapat menjemputmu kapan

saja, maka kau akan menikmati setiap detik kehidupan. Leburkan egomu,

keangkuhanmu, kesombonganmu. Jadilah lembut, selembut air. Dan

mengalirlah bersama sungai kehidupan. Kau tidak akan jenuh, tidak akan

bosan. Kau akan merasa hidup. Itulah rahasia kehidupan. Itulah kunci

kebahagiaan. Itulah jalan menuju ketenangan."

Pria itu mengucapkan terima kasih dan menyalami Sang Ustad, lalu

pulang ke rumah, untuk mengulangi pengalaman malam sebelumnya. Ah,

indahnya dunia ini……


sumber:

silmy.rusli@datacomm.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar